Pj Bupati Koltim (kanan), bersama Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura Koltim Ir Muh Aras MSi.

Bupati Optimis Perkebunan Koltim Akan Terus Tumbuh

11 Desember 2021 | Admin | | 1281 Kali Dilihat | 0 Komentar

Penjabat (Pj) Bupati Koltim Ir H Sulwan Aboenawas Msi, sangat optimis potensi dan pengembangan komoditas perkebunan di Koltim akan terus tumbuh

Hal ini ia sampaikan di sela-sela menghadiri Peringatan Hari Perkebunan Nasional ke-64 dan Launching Hari Rempah Nasional Tahun 2021 di Parapat Danau Toba Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara, Jumat (10/12). Kegiatan ini berlangsung 10-12 Desember 2021

“Kalau saya lihat potensi perkebunan dan pertanian yang di tampilkan daerah lain di acara ini, tak kalah bagus dengan potensi yang ada di daerah kita Kolaka Timur,” ujarnya. Dalam kegiatan ini, dirinya bersama istri atau Ketua TP PKK Koltim dan Kadis Perkebunan dan Hortikultura Koltim Ir Aras Msi

Sebagaimana diketahui, kegiatan ini dibuka oleh Wakil Presiden RI (Wapres) KH.  Ma`ruf Amin didampingi Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, yang ditandai dengan pelepasan ekspor 25 komoditas perkebunan dan rempah asal Provinsi Sumatera Utara ke 34 negara dengan nilai mencapai Rp 207,93 miliar, Jumat (10/12).

"Kegiatan ekspor dalam peringatan Hari Perkebunan merupakan momentum untuk Indonesia bangkit lebih maju guna mewujudkan sektor pertanian yang lebih tangguh dalam meningkatkan produksi serta volume ekspor," kata Ma`ruf dalam sambutannya.

Ma`ruf mengatakan, sudah saatnya pengembangan komoditas perkebunan dan rempah dikembangkan melalui peningkatan produktivitas, produksi, pengembangan industri pengolahan, dan daya saing.

Tak hanya itu, kata dia, kedepan Indonesia juga harus mengekpor bahan yang sudah diolah sehingga mampu meningkatkan nilai produk.

"Kita harus secepatnya keluar dari jebakan negara berkembang yakni negara pengekspor bahan mentah. Sebab, perkebunan Indonesia telah melewati perjalanan sejarah yang panjang, lebih dari lima abad yang lalu, lautan nusantara telah ramai oleh lalu lintas perdagangan komoditas utama produk perkebunan seperti lada, pala, cengkeh dan rempah-rempah lainnya," tegas Ma`ruf.

"Hal ini kemudian berkembang dengan berbagai komoditi seperti kopi, kakao, karet dan kelapa sawit yang tetap menjadi produk utama dalam perekonomian nasional," tambah dia.

Selain itu, kata dia, untuk meningkatkan nilai ekspor sektor pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) harus menciptakan berbagai langkah terobosan, diantaranya sistem perdagangan internasional yang terbuka.

Selanjutnya, membangun berbagai prasarana dan sarana penunjang untuk proses produksi, distribusi dan logistik untuk meningkatkan aktivitas ekspor dan membentuk tata kelola niaga yang menguntungkan produsen dan konsumen, termasuk meningkatkan kesejahteraan petani dan pekebun.

"Dengan adanya sistem perdagangan internasional yang terbuka ini, kita dapat mengatasi hambatan dalam arena perdagangan internasional. Maka perlu dilakukan penyesuaian kebutuhan akan persyaratan memasuki arena perdagangan pasar global," jelas dia.

Sementara itu, Syahrul optimis dapat meningkatkan produksi, daya saing dan ekspor komoditas perkebunan dan rempah. Hal ini berdasakan keberhasilan sektor pertanian yang tumbuh positif selama pandemi.

"Peringatan Hari Perkebunan ke-64 yang dirangkaikan dengan Launching Penetapan Hari Rempah Nasional ini bertujuan untuk mendorong komitmen, motivasi, kreativitas dan partisipasi seluruh stakeholeder perkebunan baik pemerintah, swasta maupun masyarat untuk mengambil peran dalam meningkatkan ekspor perkebunan dalam pemulihan ekonomi," ujar dia.

"Peringatan ini menjadi momentum kita bangkitkan semangat untuk tingkatkan ekspor komoditas perkebunan dan rempah kita menjadi tiga kali lipat. Dan peringkat Indonesia sebagai penghasil rempah harus naik dari saat ini 10 menjadi 3 atau 2 terbesar dunia," imbuh SYL.

Disebutkan Syahrul, komoditas perkebunan yang diekspor yakni cengkeh, palm kernel, jernang, kapulaga, karet, kayu karet, kelapa parut, kemenyan, kemiri, kolang kaling, kopi biji, kopi instan, kulit kayu manis, lidi, minyak sawit, nipah, palm kernel oil, palm kernel stearin, pinang biji, palm olein, santan kelapa, tembakau kering, desicated coconut dan shortening.

Negara tujuan ekspor meliputi Malaysia, Chili, China, Jerman, Jepang, Afrika Selatan, Taiwan, Vietnam, Filipina, India, Ukraina, Argentina, Spanyol, US, Korea Selatan, Belanda, Polandia, Thailand, Algeria, UAE, Pakistan, Haiti, Singapura, Mesir, Irak, Banglades dan Odessa. (Diskominfo)