Pertemuan review kinerja tahunan aksi integrasi stunting tingkat kecamatan Se-Kabupaten Koltim Tahun 2021 di Kecamatan Loea, Jumat (17/12).

Tim Stunting Koltim Sambangi Seluruh Kecamatan Bahas Aksi Integritas

19 Desember 2021 | Admin | | 1334 Kali Dilihat | 0 Komentar
Upaya Pemda Koltim melalui Dinas Kesehatan dalam mengendalikan masalah stunting atau masalah pertumbuhan pada anak, semakin massiv dilaksanakan.
 
Tak hanya selalu menggelar pertemuan di tingkat kabupaten dengan berbagai instansi, namun di tingkat kecamatan sampai desa dan kelurahan, juga terus digalakkan.
 
Terbaru, seluruh lintas sektor terkait, melakukan pertemuan review kinerja tahunan aksi integrasi stunting tingkat kecamatan Se-Kabupaten Koltim Tahun 2021, mulai Kamis lalu.
 
Pada Hari Kamis 16 Desember, kegiatan ini dilaksanakan di Kecamatan Lambandia dan Aere. Lalu Jumat 17 Desember, di Kecamatan Poli-Polia, Dangia, Ladongi dan Loea. Kemudian pada Sabtu 18 Desember hari ini, di Kecamatan Lalolae, Tinondo, Mowewe dan Tirawuta.
 
Dan untuk dua wilayah terakhir yakni di Kecamatan Uluiwoi dan Ueesi, akan ditentukan kemudian. Semua kegiatan ini, dilaksanakan di aula pertemuan masing-masing kecamatan dengan menghadirkan semua unsur terkait seperti desa dan lurah.
 
Berdasarkan data tim pertemuan review kinerja tahunan aksi integrasi stunting tingkat kecamatan jika maksud dan tujuan kegiatan ini, sebagai bahan masukan dan program atau kegiatan dilanjutkan setelah mempertimbangkan bahwa faktor penyebab terjadinya permasalahan atau kendala dapat dicarikan solusinya.
 
Dijelaskan, ditengah pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia dan Indonesia khususnya saat ini, pada saat yang sama Indonesia juga masih menghadapi tantangan permasalah gizi buruk khususnya stunting ini. Ia menyebut, angka prevalensi stunting di Tahun 2019 adalah 27,67 persen, dengan jumlah penurunan angka stuting hanya 3,1 persen.Dan, tiga dari 10 anak Indonesia saat ini mengalam stunting.
 
Untuk itu, pencegahan stunting ini di tengah pandemi saat sekarang, adalah pelayanan gizi lebih diprioritaskan kepada kelompok 1000 HPK Yang meliputi, promosi dan dukungan menyusui, kampanye gizi seimbang dan perilaku hidup bersih dan sehat, edukasi dan konseling dengan memanfaatkan media seperti telepon, SMS atau Whatsapp grup.
 
Lalu, mengawasi donasi atau pemberian susu formula, prioritas layanan pada balita melalui pelayanan kesehatan atau kunjungan rumah, pemberian makanan tambahan bagi balita gizi kurang dan ibu hamil, serta pemberian suplemen gizi. (Diskominfo)