Pj Bupati Koltim menghadiri Upacara Piodolan di Pura Dalem dan Mecaru Nawa Gempang Serta Di Rangkaikan Upacara Mosehe Wonua, di Desa Wia-Wia, Jum'at, (1/4). Foto: Arif Burhanudin.

Bupati Hadiri Upacara Piodolan dan Mosehe di Wia-Wia

02 April 2022 | Admin | | 1386 Kali Dilihat | 0 Komentar

Pj Bupati Koltim Ir H Sulwan Aboenawas MSi, menghadiri Upacara Piodolan di Pura Dalem dan Mecaru Nawa Gempang, serta diangkaikan upacara Mosehe Wonua  di Desa Wia-Wia Kecamatan Poli-Polia, Jum'at (1/4).

Dalam sambutannya, bupati menyampaikan jika masyarakat Koltim sangat majemuk, yang  terdiri dari berbagai agama, suku, ras dan istiadat yang berbeda, keragaman ini disatu sisi merupakan kekayaan budaya bangsa yang sangat berharga serta menjadi kebangsaan dan akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam pembangunan daerah ini.

Keragaman dan kemajemukan tersebut lanjutnya, merupakan realitas sosial dalam kehidupan masyarakat Koltim. Hampir semua suku, agama, adat dan budaya menyatu dalam bingkai harmoni yang saling menjaga satu sama lainnya, saling menerima perbedaan dan hidup berdampingan sudah menjadi ciri masyarakat di Bumi Wonua Sorume ini.

Hal ini kata dia, karena peran tokoh atau pemuka agama dan majelis agama dari masing-masing agama dalam memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada umatnya agar setiap pemeluknya menjalankan ajaran agamanya dengan sebaik-baiknya. Sehingga akan tumbuh rasa persaudaraan diantara sesame, dan tidak mempertentangkan perbedaan karena pada dasarnya agama adalah mengajarkan tentang kebaikan dan perdamaian.

“Saya selaku Pj Bupati Kolaka Timur, sangat mendukung segala bentuk kegiatan keagamaan agar kenyamanan dalam menjalankan kegiatan ibadah semakin ditingkatkan, pemerintah  tidak pernah membeda-bedakan etnis, ras dan agama. Hal ini, telah dicontohkan oleh pemimpin-pemimpin kita terdahulu, juga termasuk Presiden RI Bapak Joko Widodo, yang mana beliau sangat menghargai kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan keagamaan,” ucapnya.

Kegiatan upacara Caru Nawang Gempang ini tambah bupati, bertujuan menetralisir alam, serta memberikan upacara kepada roh-roh yang meninggal akibat salah pati, ulah pati, maupun kecelakaan sehingga roh-roh tersebut memiliki tempat dan kembali ke asalnya. Selain memberikan jalan kepada para roh, upacara Caru Nawang Gempang ini dilakukan untuk menetralisir alam dari wabah penyakit, seperti virus, penyakit mematikan atau yang lainnya. hal ini sejalan dengan Upacara Mosehe Wonua dimana memiliki arti yang serupa, yaitu sebuah ritual yang bertujuan untuk menolak bala dan mensucikan daerah kita agar terhindar dari hal-hal yang merugikan Koltim yang kita cintai bersama. (Diskominfo)