kegiatan Seminar Wawasan Kebangsaan Kabupaten Koltim 2021, di Aula Kantor Bupati Koltim, Kamis (16/12)

Wakili Pj Bupati, Asisten I Buka Seminar Wawasan Kebangsaan

16 Desember 2021 | Admin | | 983 Kali Dilihat | 0 Komentar

Asisten I Setda Koltim Arisman SP, mewakili Pj Bupati Koltim membuka kegiatan Seminar Wawasan Kebangsaan Kabupaten Koltim 2021, di Aula Kantor Bupati Koltim, Kamis (16/12).

Dalam sambutan tertulisnya, bupati menyampaikan jika di era globalisasi dan reformasi dewasa ini, kehidupan kebangsaan suatu negara, termasuk Indonesia dihadapkan pada tantangan baik internal maupun global. Berbagai perubahan dalam aspek kehidupan berbangsa dan bernegara terjadi dengan cepat dan bergerak tanpa mengenal batas-batas negara. Dinamika perubahan sosial dan politik yang berkembang di setiap negara berpotensi untuk ditunggangi isu-isu secara global sehingga dapat mempengaruhi nilai-nilai budaya dan jati diri bangsa.  bagi bangsa indonesia yang sangat majemuk, dengan segala macam permasalahan internal yang sedang dihadapinya.dinamika tersebut sangat berpotensi untuk memicu terjadinya disintegrasi bangsa.

Menurutnya, banyak kalangan yang melihat  perkembangan ideologi, politik, sosial, ekonomi, budaya, pertahanan dan keamanan di Indonesia, sudah sangat memprihatinkan. Bahkan kekhawatiran ini menjadi semakin nyata, ketika menjelajah apa yang di alami oleh setiap warga negara, yakni memudarnya wawasan kebangsaan yang akan mendorong terjadinya disorientasi dan perpecahan.

Lanjutnya, krisis yang di alami oleh Indonesia menjadi sangat multi dimensional yang saling terkait. krisis ekonomi yang tidak kunjung henti berdampak pada krisis sosial, budaya dan politik, yang pada perkembangannya justru akan menyulitkan dalam upaya pemulihan ekonomi.  konflik horizontal dan vertikal yang terjadi dalam kehidupan sosial merupakan salah satu akibat dari semua krisis yang terjadi yang tentu akan melahirkan disintegrasi bangsa.

“dari uraian diatas menunjukkan bahwa, wawasan kebangsaan menjadi sangat penting bagaimana mencegah menurunnya rasa kebangsaan. Oleh karenanya, sepatutnyalah setiap insan manusia yang hidup di tanah air indonesia sejak dini, dewasa sampai  menjadi tua  bahkan hingga sampai akhir hayat rasa kebangsaan itu akan terus melekat, untuk itu pemahaman akan rasa kebangsaan haruslah dipertahankan sepanjang masa,” tuturnya.

Pancasila sebagai ideologi bangsa lanjutnya, merupakan panggilan hidup dan ikrar segenap warga negara indonesia kewajiban untuk mengamalkan sila-sila pancasila sebagai satu kebulatan yang utuh untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional, yaitu masyarakat yang adil dan makmur dan merata, materil -spritual dalam wadah negara kesatuan republik indonesia yang merdeka, bersatu dan berdaulat, dalam suasana kehidupan berbangsa yang aman, tentram, tertib dan dinamis dalam lingkungan pergaulan antar bangsa di dunia yang merdeka, damai dan berkeadilan.

Pancasila masih bupati, sebagai ideologi mencerminkan seperangkat nilai terpadu dalam kehidupan politik bangsa indonesia, memiliki nilai yang dipergunakan sebagai acuan di dalam kehidupan bermasyarakat, bangsa dan bernegara.

“Melalui kegiatan seminar wawasan kebangsaan ini, diharapkan kepada seluruh masyarakat khususnya generasi muda sebagai generasi pelanjut dapat memahami konsep masyarakat yang demokratis  berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, serta cerdas dalam menjalankan hak maupun kewajibannya serta tetap sejalan dengan nilai  budaya dan sejarah bangsa Indonesia,” harapnya.

Ia menambahkan, dalam pengembangan kebangsaan yang berkelanjutan, senantiasa di arahkan pada kesesuaian dan keselarasan dengan 4 (empat) pilar utama yang menjadi nilai dan konsensus dasar yang selama ini menopang tegaknya negara kesatuan republik indonesia yaitu : Pancasila; Undang-Undang Dasar Tahun 1945; Bhineka Tunggal Ika; dan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI.

“Dengan memahami ideologi pancasila yang mendalam melalui penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam wawasan kebangsaan, diharapkan agar  generasi muda dan seluruh masyarakat dapat menjadi pelopor perubahan dalam gerakan  revolusi mental,” tuntasnya. (Diskominfo)