Proses pembuatan sementara jalur air Bendung Gunung Jaya menggunakan Eksavator dibantu para petani, Kamis (29/9).
Setiap musim tanam, setiap musim penghujan, setiap itupula Bendung Desa Gunung Jaya Kecamatan Dangia selalu buat ulah alias jebol.
Terbaru atau sepekan lalu, bendung ini jebol dan membuat jalur baru disebelah bangunan bendung yang menyebabkan sawah didekatnya terkena imbas derasnya airnya. Yakni, sawah menjadi tergerus puluhan meter menjadi aliran air yang juga lama kelamaan mengancam sawah disekitarnya, dan tentu saja sawah lain menjadi kering akibat air tak bisa diatur volumenya.
Mau tak mau, warga terlebih petani sawah di desa tersebut harus mencari alternatif untuk membendung derasnya air bendung tersebut sembari berharap Pemda Koltim segera turun langsung memberi bantuan yang dibutuhkan yakni alat berat jenis Eskavator.
Dan, pada Kamis (29/9) pagi, aktifitas di lokasi bendung tersebut sangat ramai. Selain puluhan petani sawah di wilayah tersebut yang berbondong-bondong datang untuk memperbaiki sementara aliran bendung tersebut dibantu Babinsa setempat, juga tampak dua unit Eskavator sedang bekerja menggali dan memasang puluhan kayu dibantu petani sebagai landasan penahan air nantinya.
Sejumlah petani dilokasi tersebut mengungkapkan, bendung ini dapat mengairi sekira 2.000 hekto are sawah. Sebenarnya kata mereka, diarea bendung ini baru dibuatkan jenis Bronjong. Namun, karena derasnya arus air sungai nda mampu bertahan sehingga jebol.
Pekan lalu saat mendengar bendung tersebut jebol, Plt Bupati Koltim Abd Azis SH langsung memerintahkan pihak Dinas PUPR Koltim untuk segera mengerahkan peralatan yang dibutuhkan petani setempat guna membantu mengatasi jebolnya bendung ini. Dan disaat itu juga dua unit Eksavator ini diturunkan.
Menurut bupati, situasi seperti ini dibutuhkan kesigapan semua pihak, meskipun itu bersifat sementara. Sambil kedepan difikirkan serta diusahakan agar bangunan tersebut bisa jauh lebih baik, tahan serta digunakan petani dengan maksimal.
"Kami selaku masyarakat Gunung Jaya terlebih pengguna bendung ini, sangat berterimakasih, karena Bapak Bupati sudah merespon keluhan kami dengan cepat, apalagi saat ini padi kami sudah berumur 40 hari yang sangat membutuhkan air," ucap mereka.
Meski kata Ari salah satu pengawas Dinas PUPR Koltim yang ikut dikegiatan tersebut mengaku, jika kendala mereka saat ini adalah lumpur yang susah di atur karena ketika di angkat, kembali turun. Sehingga, operator alat berat tersebut mencari cara untuk bisa diatasi.
"Kami belum bisa prediksi bisa selesai berapa hari, karena kendala lumpur yang sangat lembek (tanah berpasir). Sehingga di butuhkan dua alat berat ini, serta karung yang di isi tanah untuk penahan tanggul yang berjumlah 100 lembar, lalu diisikan tanah untuk dijadikan penahan tanggul yang jebol. Dan jika sudah tertutup jebolannya ini, maka air bisa mengalir ke persawahan dengan normal," jelas Ari * (Diskominfo)